Followers

SALAM SILATURAHIM

JUMLAH TAMU

JADWAL SHOLAT

Jadikan Al-Qur'an sebagai Sahabat

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Sabtu, Desember 05, 2009 0 komentar


Salah satu karunia Allah Ta’ala terbesar yang dilimpahkan kepada kita adalah Kalam-Nya yang mulia Al-Qur’an. Terkandung di dalamnya petunjuk menuju jalan yang lurus dan benar. Dengannya Allah memandu hamba-hamba-Nya kepada jalan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Seorang nashrani pun ketika mendengarkan lantunan ayat-ayat Al Qur’an dengan hati yang jernih maka hidayah Allah pun masuk kedalam relung hatinya tanpa bisa dibendung.

Tak hanya berhenti disitu, ia pun mencucurkan air mata demi mendengarkan kalam Ilahi yang mulia ini. Raja Najasyi adalah contoh yang indah untuk membenarkan klaim tersebut. Ketika beliau mendengarkan Al Qur’an yang dibacakan oleh Ja’far bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhu.

Tidak hanya manusia, jin pun terkesima tatkala mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an yang dilantunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka terdiam mendengarkan dengan penuh perhatian. Begitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai membacakannya, spontan mereka langsung beriman dan menyeru kaumnya untuk beriman. Allah Ta’ala berfirman;

“Dan (ingatlah) ketika Kami hadap-kan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al-Qur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peri-ngatan. Mereka berkata: “Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan sesudah Musa, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Ahqaaf:30).

Al-Qur’an adalah nikmat Allah yang sangat besar. Kitab yang sarat dengan keberkahan. Akan tetapi nikmat dan barokah itu tidak akan dapat kita rasakan kecuali jika kita mau membaca, mempelajari dan merenungkannya.

Sungguh merupakan suatu kerugian yang sangat besar, jika hari demi hari kita lewatkan begitu saja tanpa dihiasi oleh bacaan Al-Qur’an. Bagaimana mungkin seorang muslim tidak tertarik untuk membacanya, padahal di dalamnya terdapat berbagai informasi yang sangat ia butuhkan. Informasi dan petunjuk penting yang tak akan bisa didapat pada selain Al Qur’an.

Ketika kita hidup di zaman yang penuh fitnah seperti sekarang ini, maka kebutuhan terhadap Al-Qur’an menjadi lebih besar lagi. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra pernah berkata; “Sesungguhnya nanti akan terjadi berbagai fitnah (cobaan)”. Maka ditanyakan kepadanya: “Lalu apakah jalan keluarnya?”. Beliau menjawab; “Kitabullah (Al-Qur’an), di dalamnya terdapat berita (riwayat) orang-orang sebelum kalian, khabar-khabar (peristiwa) yang terjadi setelah kalian dan hukum-hukum (yang mengatur) urusan kalian. Ia adalah pemisah antara yang hak dan yang bathil. Sekali-kali ia bukanlah senda gurau, siapa saja orang sombong yang meninggalkannya pasti akan dibinasakan oleh Allah. Siapa yang mencari petunjuk selain padanya, maka ia akan disesatkan oleh Allah. Ia adalah tali Allah yang kokoh, peringatan yang bijak dan ia adalah jalan yang lurus. Dengannya hawa nafsu tidak akan menyimpang.

Dengannya lisan tidak akan rancu (keliru). Keajaiban-keajaibannya tidak akan pernah habis. Para ulama tidak akan pernah kenyang darinya. Barang siapa yang bicara dengan berhujjah dengannya maka ia akan benar. Barang siapa yang mengamalkannya maka ia akan memperoleh pahala. Barang siapa yang berhukum dengannya maka ia akan adil. Barang siapa yang menyeru kepadanya maka ia akan terbimbing ke jalan yang lurus”.

Al-Qur’an bagaikan air yang menyirami tanaman iman. Iman yang selalu dirawat dan disirami dengan bacaan Al-Qur’an, niscaya akan tumbuh subur.

Namun sebaliknya, hati yang jauh dari bacaan Al-Qur’an, niscaya akan gersang. Tanaman iman menjadi layu. Tidak ada musibah yang lebih besar daripada hati yang beku dan iman yang layu. Sungguh itu merupakan musibah besar bagi agama seorang hamba Allah. Rasulullah senantiasa berdo’a,

“Dan janganlah Engkau jadikan musibah kami menimpa pada agama kami” (HR. Tirmidzi dan Al Hakim).

Sudahkan kita menjadikan membaca al Qur’an sebagai sebuah kebutuhan? Tahukah anda, bahwa al Qur’an adalah sekumpulan surat yang dikirim oleh Tuhan penguasa sekalian alam kepada kita sebagai hamba-hamba-Nya? Seorang yang gemar membaca Al-Qur’an akan bercahaya haitnya, lapang dadanya, rahmat Allah melimpah kepadanya, dan setiap huruf yang dibacanya akan dibalas dengan sepululuh kali lipat pahala yang baik.

Tidakkkah Rusulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berpesan:

“Bacalah Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi shahabatnya” (HR. Muslim).

Jadikanlah Al-Qur’an sebagai sahabat kita, niscaya syafa’atnya kan kita dapatkan.

Read More......

Mereka yang Menangis

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Senin, Oktober 26, 2009 2 komentar


“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang Telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya Telah diturunkan Al Kitab kepadanya, Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Sahabatku… tahukah kamu bila Allah swt telah berfiman ketika mensifati hamba-hamba-Nya yang beriman yaitu apabila “Apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, Maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis”… Dan bukankah pernah Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan tersentuh oleh api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali ke tempat asalnya. Dan tidak akan berkumpul debu jihad fi sabilillah dengan asap neraka Jahannam”. Bahkan Daud alaihissalam bermunajat kepada Rab-nya; “ya Tuhanku, apakah balasan bagi orang yang menangis karena takut kepada-Mu hingga air matanya mengalir membasahi kedua pipinya”. Lantas apa jawabannya..? Jawabannya adalah: “Balasan baginya adalah akan Aku haramkan wajahnya dari jilatan api neraka, dan akan Aku amankan dia pada hari kiamat”.

Oleh karena itu sahabatku… jika kita renungkan bersama… ternyata tangisan adalah buah syar’i dari sebuah peribadatan. Dan menangis karena takut kepada Allah adalah kunci bagi rahmat-Nya. Dan aku berbicara seperti ini bukan berarti kita tidak boleh menangis… tidak dan seribu kali aku katakan tidak… tetapi kita memang harus menangis… hanya saja pertanyaannya adalah pada hal apa kita menangis.??.. apakah kita menangisi musibah-musibah dan penderitaan-penderitaan yang menimpa kita?… di luar sana… ada orang menangisi ayah… menangisi ibu… menangisi sanak saudaranya… atau bahkan menangisi teman, sahabat, dan kekasihnya…juga ada sebagian orang yang menangisi kerugian harta bendanya… dan di luar sana… di luar sana… di tengah hiruk pikuknya anak adam, ada orang yang menangisi panggung-panggung sandiwara dan sinetron-sinetron asmara… jauh… jauh sekali… sahabatku!!! Demi Allah, antara air mata kita dan air mata mereka…sangatlah jauh… bila kita lihat kisah perjalanan orang-orang mulia…

Sahabatku… sungguh telah menangis Ummu Aiman… telah menangis ummu Aiman di saat Abu Bakar dan Umar mengunjunginya setelah kematian Rasulullah saw. Maka mereka berdua bertanya kepadanya; “Apa yang telah membuatmu menangis wahai ibu?… Apa yang telah membuatmu bersedih wahai ummu Aiman ? bukankah engkau tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik bagi Rasul-Nya? Ummu Aiman terdiam sejenak, kemudian beliau berkata lirih; “ Ya.. benar, aku tahu apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya, akan tetapi aku menangis karena terputusnya wahyu dari langit”… Subhanallah seorang Ummu Aiman menangis sedih, takut, dan khawatir akan ummat ini sepeninggal nabinya.

Sahabatku… apa yang aku harus aku katakan tentang mereka dan tentang kisah perjalanan hidup mereka..? diantara mereka ada yang membasahi bumi ini dengan air matanya… diantara mereka ada yang tersungkur wajahnya ketika dibacakan ayat-ayat tentang neraka… bahkan diantara mereka apabila mendengar adzan segera melompat dari ranjangnya…diantara mereka ada yang apabila berwudhu untuk shalat berubah merah wajahnya dan menetes airmatanya… sahabatku… dengarlah.. dan bukalah hati… sebelum engkau membuka telinga ini….

Sahabatku… suatu ketika isteri imam al ‘Auzai menemui suaminya di tempat shalatnya dan dia mendapati sang suami dalam keadaan pakaiannya basah. Melihat isterinya datang menghampiri, maka sang imam pun berkata; “Sungguh kamu lalai terhadap anak-anakmu wahai isteriku, hingga mereka kencing di tempat shalatku. Sang isteripun menjawab; “Celakalah aku duhai suamiku, sungguh ini adalah bekas air matamu di atas tempat shalatmu…

Allah… betapa mahal airmata itu… betapa mahal harganya… dan sungguh sahabatku, hati ini akan semakin hidup dengan mendengar kisah dan perjalanan orang-orang shalih… bahkan merasakan kebahagian dengan menelusuri jejak langkah mereka…

Sahabatku… janganlah-sekali-kali… kau mengatakan bahwa menangis adalah tanda dari jiwa yang lemah… atau kau katakan kalau tangisan tidaklah pantas bagi seorang pemberani dan perkasa. Memang benar… kita tidak pantas menangis dihadapan musuh-musuh kita… dan tidak pantas bagi kita menangis saat mendengar ringkikan kuda perang, dentingan pedang dan anak panah yang berterbangan… karena semua itu adalah sifat sorang pengecut… wahai sahabatku!!!

Namun tangisan yang kumaksudkan adalah.. tangisan ketakutan… kerinduan.. ketundukkan… dan kehinaan… bahkan peribadatan kepada Allah Rab Semesta Alam… dia adalah tangisan penuh kerendahan dan kehinaan di hadapan Rab Yang Maha Kuasa dan Perkasa… dia adalah tangisan penuh ketakutan kepada Dzat Yang Maha Hidup dan tak pernah mati…

Sahabatku…adalah Rasullah saw, beliau shalat sedangkan dadanya bergejolak bagaikan bejana yang mendidih karena tangisannya… sedang dia adalah penghulunya para pemberani… adalah Abu bakar shiddiq radiallhu’anhu… bila berdiri menjadi imam suaranya tak terdengar karena penuh dengan tangisan… namun orang-orang yang murtad sepeninggal Rasulullah saw hancur lebur melalui tangannya yang perkasa… dan tentu saja sahabatku… adalah Umar bin khattab radiallhu’anhu sang Pemisah… dikenal keras dan juga pemberani… namun dengan hati yang lembut dan mata yang berlinangan dalam shalatnya beliau membaca… “Sesungguhnya aku mengadukan keadaanku dan kesedihanku hanya kepada Allah”…

Tidakkah ayat-ayat qur’an membuatmu menangis.. wahai sahabatku…? Tidakkah ayat-ayat qur’an membuatmu menangis… sedangkan ia telah memberitahukan kita… tentang jannah dan kenikmatannya… tentang neraka dan kepedihannya… tidakkah ayat-ayat qur’an menjadikan kulit tubuhmu merinding takut kepada Allah… bukankah Allah yang telah berfirman kepada engkau dan aku… wahai sahabatku; “Allah Telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun”.

Sahabatku… kepadanya Rasulullah saw -lah qur’an ini diturunkan… namun, setiapkali beliau mendengar qur’an dibacakan kepadanya… beliau menangis… beliau menangis tatkala dibacakan kepadanya… “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun”. Beliau menangis… Rasulullah saw menangis… menangis berlinangan air mata dan takut… takut kepada Rab Yang Maha Perkasa…. dan berlinangan air mata karena cinta dan belas kasihan terhadap kita ummatnya…

Ya Allah… tidakkah engkau menangis rindu kepada Allah wahai sahabatku… tidakkah engkau menangis rindu kepada Allah… rumah kita kelak adalah jannah yang menanti di sisi-Nya… tidakkah engkau menangis takut tersungkur ke dalam neraka dan di haramkan dari melihat Sang Raja Diraja…

Sahabat… dengarlah apa yang dikatakan Rab kita; “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak, Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (melihat) Tuhan mereka”.

Demi Allah… demi Allah… sahabatku, tidak ada di jannah yang paling indah, lezat dan paling agung selain memandang Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang… dan demi Allah… demi Allah… tidak ada azab yang paling pedih dan keras di dalam neraka selain diharamkannya kita dari memandang Wajah Allah Azza wa Jalla… sungguh sahabatku, hati yang salimah tentunya akan terpuruk pedih dan terenyuh takut ketika ia membaca Kalamullah Ta’ala; “Dan bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”.

Sahabatku… adakah kegembiraan yang lebih besar selain bertemu sang kekasih… setiap yang mencinta pasti merindukan kekasihnya… sahabatku… benar bila Ka’ab al Akhbar berkata; “Barangsiapa yang menangis takut dari dosa, maka dia akan diampuni… dan barangsiapa yang menangis rindu kepada Allah, maka dia akan dibolehkan untuk memandang-Nya kapan saja dia mau… sahabatku… barangsiapa yang takut akan api neraka, maka Allah akan melindungi darinya… dan barangsiapa yang menangis rindu kepada jannah, maka Allah akan menempatkannya di dalamnya… ya Allah janganlah kau haramkan kami dari fadhilah-Mu…

Sahabatku…tidakkah kau ingat pesan al musthafa ? “Jangan kalian lupakan al ‘adzimataini!!.. Apakah al ‘adzimatani itu wahai Rasulullah saw? … dia adalah jannah dan neraka… demi jiwa Muhammad yang ada dalam genggaman-Nya, seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui tentang akhirat… niscaya kalian akan berjalan mendaki bukit pasir dan akan menutupi kepala kalian dengan debu… beliau pun menangis hingga airmata mengalir di sela-sela janggutnya yang mulia…

Menagislah… akan dosa-dosamu wahai sahabatku… sebelum menangis itu tidak lagi bermanfaat bagimu… tahukah..kamu? bila menangis adalah termasuk dari kunci-kunci taubat… tidakkah kau lihat hati menjadi lembut disaat menangis hingga tumbuh penyesalan… dua mata yang tidak akan pernah tersentuh oleh apai neraka… mata yang senantiasa menangis takut kepada Allah… dan mata yang berjaga-jaga fi sabilillah…

Sahabatku… Di antara pendahulu umat mulia ini ada yang menangis selama 20 tahun karena rindu kepada Rasulullah saw… Ya, menangis selama 20 tahun karena rindu kepada beliau hingga akhirnya bermimpi melihat beliau dalam tidurnya… Sedangkan engkau dan saya, apakah benar kita pernah menangis karena musibah kematian dan kehilangan beliau?… Padahal, Ia adalah musibah yang membuat mata bercucuran dan akal kebingungan. Apakah engkau pernah berangan-angan dan rindu untuk melihat beliau, wahai sahabatku…? Apakah jiwamu sungguh-sungguh berharap dapat mampir ke telaga beliau dan minum dari tangan beliau?

Sementara mereka…mereka orang-orang yang mencintai beliau berkata: “Orang-orang bersenang-senang di dunia, sementara kami, demi Allah, tidak pernah bersenang-senang sepeninggalmu. Dan jika pertemuan di dunia tidak dimungkinkan maka di padang mahsyarlah kami menjumpaimu dan cukuplah itu bagi kami.”

Sahabatku… Renungkanlah peristiwa yang sangat menyentuh hati yaitu kisah orang-orang yang mencintai beliau dengan jujur… Tatkala kaum muslimin usai dari perang Hunain dalam keadaan menang dan meraih ghanimah yang banyak, Rasulullah saw membagi-bagikan ghanimah kepada para muallaf agar keislaman mereka kian teguh… Sementara orang-orang Anshar yang memang telah teguh imannya, Rasulullah saw tidak memberi mereka sedikitpun… Mereka pun bertanya-tanya, kenapa Rasulullah saw tidak membagi mereka dari ghanimah tersebut? Akhirnya mereka saling berbisik satu sama lain. Sa’ad bin Ubadah radhiallahu’anhu mendengar bisikan mereka lalu segera menghadap Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya satu kelompok dari kalangan anshar ini merasa tidak puas terhadapmu karena masalah pembagian ghanimah. Engkau telah membagi kepada kaummu dan memberi kepada kabilah-kabilah arab lain pemberian yang banyak. Sementara engkau tidak memberi sedikitpun untuk kalangan anshar.” Maka Rasulullah saw pun bertanya, “Sedangkan engkau sendiri bagaimana wahai Sa’ad?” Ia menjawab dengan terus terang, “Aku tidak lain adalah salah seorang dari kaumku.”

Kemudian Rasulullah saw berkata kepadanya, “Kalau begitu kumpulkanlah seluruh kaummu!” Setelah mereka berkumpul, Rasulullah saw mendatangi mereka seraya memandang kepada wajah-wajah mereka. Beliau tersenyum pada wajah-wajah mereka dengan senyuman yang berseri-seri. Senyuman yang mengandung pengakuan terhadap jasa-jasa mereka. Kemudian bersabda, “Wahai kaum anshar, telah sampai kepadaku perkataan kalian. Kalian merasa tidak puas dan kecewa terhadapku. Tetapi, bukankah aku datang kepada kalian sementara kalian dalam keadaan tersesat lalu Allah memberi hidayah kepada kalian lewatku? Kalian dalam keadaan miskin lalu Allah membuat kalian kaya denganku? Kalian dalam keadaan saling bermusuhan lalu Allah menyatukan hati-hati kalian denganku?!”

Mereka menjawab, “Benar. Allah dan Rasul-Nya lebih berjasa dan memberi karunia.” Maka Rasulullah saw bersabda, “Kenapa kalian tidak menjawab pertanyaanku wahai kaum anshar?” Mereka berkata, “Dengan apa kami harus menjawab wahai Rasulullah? Bagi Allah dan Rasul-Nya karunia dan keutamaan.” Maka beliau berkata, “Demi Allah kalau kalian menghendaki kalian bisa berkata dan tentu kalian benar serta dipercaya: Bukankah engkau (wahai Nabi) datang kepada kami dalam keadaan didustakan lalu kami membenarkanmu? dalam keadaan ditelantarkan lalu kami menolongmu? Dalam keadaan miskin lalu kami membantumu? Dalam keadaaan terusir lalu kami melindungimu?…..Wahai kaum anshar, apakah kalian merasa kecewa karena sekelumit dari dunia yang dengannya aku hendak menjinakkan hati suatu kaum agar mereka teguh dalam Islam, sementara aku percayakan kalian terhadap keislaman kalian? Apakah kalian tidak ridha wahai kaum anshar ketika manusia pulang dengan membawa kambing dan onta sementara kalian pulang dengan membawa Rasulullah?! Apakah kalian tidak ridha wahai kaum anshar ketika manusia pulang dengan membawa kambing dan onta sementara kalian pulang dengan membawa Rasulullah?! Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, kalau bukan karena hijrah tentulah aku salah seorang dari kaum anshar. Seandainya orang-orang menempuh satu lereng kemudian kaum anshar menempuh lereng yang lain, tentulah aku akan menempuh lereng kaum anshar. Ya Allah rahmatilah kaum anshar…. Ya Allah rahmatilah kaum anshar…. Ya Allah rahmatilah anak-anak kaum anshar…. Ya Allah rahmatilah cucu-cucu kaum anshar….”

Sahabatku… Mendengar itu semua… kaum anshar pun menangis hingga membasahi janggut-janggut mereka. Air mata mereka bercampur dengan air mata kekasih mereka. Mereka pun berseru disertai Sa’ad bersama mereka, “Kami ridha dengan Rasulullah sebagai bagian dan jatah kami.”

Subhanallah, alangkah mempesonanya pemandangan tersebut. Alangkah mengagumkannya ketika orang-orang yang jujur itu mengungkapkan mahabbah mereka dengan cucuran air mata.

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.”

Sahabatku… demi Allah Aku bertanya kepadamu, apakah engkau pernah merasa rindu untuk melihat beliau? Apakah engkau pernah menangis karena sedih ditinggal beliau? Jika engkau seorang pecinta yang jujur, maka sunnah beliau ada di hadapanmu. Inilah jalan hidup beliau (Islam). Laksanakanlah dengan sungguh-sungguh dan jangan engkau remehkan. Jangan engkau kira bahwa sekedar linangan air mata cukup sebagai bukti mahabbah. Bukankah ada air mata-air mata yang dusta seperti halnya saudara-saudara Yusuf telah datang kepada ayah mereka di waktu Isya’ dalam keadaan menangis setelah mereka berbuat kejam terhadap Yusuf dan menuduh serigala sebagai pembunuhnya padahal serigala itu bebas dari tuduhan tersebut.

Sahabatku…, aku tahu bahwa engkau pada hari ini atau hari-hari yang lewat tidak menunaikan shalat subuh berjama’ah di mesjid. Akan tetapi, ketika engkau terbangun dan shalat jama’ah telah usai, apakah engkau menangis serta menyesal? Apakah engkau bertekad untuk merubah cara hidupmu?!

Sesungguhnya perbedaan antara kita dengan orang-orang shaleh sebelum kita adalah air mata mereka itu hangat sementara air mata kita dingin. Air mata yang hangat akan mampu meninggalkan bekas dan merubah jalan hidup. Mereka menangis karena ketinggalan amal-amal shaleh. Sementara air mata yang dingin, bekas hanya sesaat, setelah itu lenyap.

Maha Suci Allah yang telah memuji para pemilik air mata hangat dan menegaskan kejujuran mereka. Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw menyuruh manusia untuk berangkat berperang bersamanya. Kemudian datanglah sekumpulan shahabat yang mereka itu kurang mampu. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah angkutlah kami bersamamu!” Tapi beliau menjawab, “Demi Allah, aku tidak mendapati kendaraan untuk mengangkut kalian.” Mendengar itu mereka berlalu seraya menangis. Berlalu seraya menangis! Terasa berat bagi mereka untuk duduk meninggalkan jihad. Mereka tidak memiliki dana dan kendaraan. Ketika Allah swt melihat keseriusan mereka dalam mahabbahnya terhadap Allah dan Rasul-Nya, Dia-pun menurunkan pemberian maaf untuk mereka dan menjelaskan kejujuran mereka. Maka Allah swt berfirman:

“Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, atas orang-orang yang sakit dan orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk mengalahkan orang-orang yang berbuat baik, Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata:”Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu”, lalu mereka kembali, sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. Sesungguhnya jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta ijin kepadamu, padahal mereka itu orang-orang yang kaya. Mereka rela berada bersama-sama orang-orang yang tidak ikut berperang dan Allah telah mengunci mati hati mereka, maka mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka).”

Mereka menangis karena tidak mampu ikut berjihad dan mencari syahadah (kematian sebagai syahid). Sementara saya dan engkau, apakah yang membuat kita menangis? Apakah engkau pernah menangis karena penderitaan kaum muslimin di Filipina, Thailan, India, Cina, Palestina???

Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda bahwa kita ini bagaikan tubuh yang satu, jika salah satu anggota tubuh tersebut sakit niscaya sekujur tubuh tidak bisa tidur dan demam?! Tidakkah membuatmu menangis suara para janda dan orang-orang tua serta anak-anak yatim?! Tidakkah engkau mendengar seruan dan teriakan Fathimah, seorang perempuan Irak yang dinodai kehormatannya oleh para penyembah salib?! Maka siapakah yang merespon seruannya?! Yang mendengar teriakannya?! Siapakah yang merespon seruan Fathimah, seorang perempuan Palestina dan Fathimah seorang perempuan Chechnya serta Fathimah seorang perempuan Afghan?! Siapakah yang merespon seruan perempuan-perempuan muslimah?!

Demi Allah seandainya engkau merasakan apa yang berjalan di sekitarmu maka engkau tidak akan susah-susah untuk menangis. Karena hati-hati umat Islam yang dizhalimi telah dipenuhi oleh berbagai beban kesusahan dan kezhaliman para penjajah serta kemunafikan para musuh dalam selimut. Ketika engkau merasa bahwa engkau tidak berbuat sesuatu atau tidak mampu untuk berbuat sesuatu maka engkau pasti merasa wajib untuk menangis. Tidak ada yang bisa meringankan membaranya hati selain air mata dan doa. Air mata dzikir, air mata syukur, air mata khasyyah (takut terhadap Allah), air mata al-wala wal bara’ (loyalitas dan benci karena Allah), air mata keterikatan dengan agama yang agung ini.

Demi Allah hati-hati kami tidak akan pernah merasa gembira kecuali apabila al-Aqsha kami telah dibebaskan dan tawanan-tawanan kami telah dilepaskan serta anjing-anjing kotor telah dienyahkan dari Irak kami dan segenap tanah air kaum muslimin dalam keadaan hina dan rendah…!

Ya Allah, tolonglah agama dan kitab-Mu, sunnah nabi-Mu dan hamba-hamba-Mu yang bertauhid. Ya Allah, tolonglah siapa yang menolong ad-Din, kalahkanlah siapa yang menelantarkan hamba-hamba-Mu yang bertauhid. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kecintaan terhadap-Mu, terhadap orang-orang yang mencintai-Mu, dan terhadap amal-amal yang mengantarkan kami kepada cinta-Mu. Ya Allah, buatlah kami mencintai iman, dan hiasilah ia dalam hati-hati kami. Ya Allah, jadikanlah loyalitas kami terhadap orang-orang yang takut dan bertaqwa kepada-Mu, ya Rabbal ‘alamin.

Read More......


Teruntuk putri muslimah putri islami bagi dien ini. “semoga allah SWT senantiasa menjaga kesucian harga dirimu di tengah dahsyatnya finah dan ujian.”.

Ukhti muslimah, Putri islami di negeri pertiwi…

Malam ini ada gelisah yang menyusup kedalam jiwaku.Aku terbangun dengan ikatan -ikatan kecemasan.Mataku berembun sebagaimana kaca jendela kamarku yang setiap malam berbasah embun musim dingin yang begitu dahsyat.Tak ada suara selain teriakan – teriakan batin yang menggema di liang telingaku ketika teringat keadaanmu di negeri pertiwi yang dirudung fitnah begitu besar.

Putri islami dinegeri pertiwi …

Kuambil pena setelah kulantunkan untaian doa.Semoga lantunan pena kegelisahan ini membuat jiwa-jiwamu tersadar akan apa yang sebenarnya kami rasakan. Hingga pena ini tergerak untuk menasihatkan.

Ukhti muslimah…

Jika tarian pena kegelisahan ini terlalu latah dan kering , semoaga tetesan bening yang membersamai tulisan ini bisa menyejukkan suasana hatimu laksana gerimis ketika hadirnya musim panas.

Putri islami yang sedang memegang suratan hati ini , adakah waktu beberapa menit saja di tengah kesibukanmu bersama tugas kuliah? Dan adakah beberapa saat saja untuk meluangkan isi hati dan perasaan demi membaca tarian pena di lembar putih ini? Dan adakah sebentuk kasabaran yang setiap sisinya dihiasi perhatian untuk menyelesaikan suratan hati ini hingga akhir? Kami mohon engkau tak merasa keberatan ataupun waktumu tercuri untuk sekedar mendengarkan suratan hati dari seseorang yang barang kali tak pernah engkau mengenalnya.

Putri islami…

Izinkan tarian pena ini menggores lembut lembaran-lembaran putih ini sebagai lukisan hati kami yang sedang cinta dan cemburu karena allah. Biarkan diri ini berterus terang menuliskan untaian kalimat yang sebelumnya telah kami tulis di lembar hati kami sebelum kami tuangkan di lembar putih ini.Kami pun tak mengerti apakah dirimu merasa senang atau malah benci dengan kehadiran suratan hati ini yang tak pernah kau harapkan sebelumnya.kami serahkan semua kepada pemilik hati setiap jiwa,Allah SWT.

Putri islami …

Sengaja kutulis suratan hati ini untukmu ,karena kami berharap lewat suratan hati ini bisa menjadi wasilah yang membuat harga dirimu mewangi bak melati yang berseri.

Ukhti muslimah…

Kami tulis suratan hati ini disaat hati kami kalut dan resah melihat keaadaanmu. Hingga terkadang hanya elusan dada sebagai rasa iba yang terpendam didalam jiwa.

Bagaimana tidak iba jika setiap hari aku lihat saudari-saudarimu ditelanjamngi auratnya? Ditelanjangi sehelai demi sehelai pakaian harga dirinya di depan jutaan orang sebagai tontonan para penggembira yang mengabdikan kepada hawa nafsu setan.

Bagaimana tidak resah jika tiap waktu slalu kudengar saudari-saudarimu di nodai kehormatannya , bahkan menyerahkan seluruh tubuhnya demi diobral di majalh –majalah murahan yang menjerumuskan ke jurang perzinaan. Jurang yang menjijikkan yang tak pantas dilakukan kecuali para binatang yang tak berakal.

Oh…. bagaimana diri ini tak bersedih menagis bahwa sebenarnya pasukan setan itu menggiring mereka ke lembah–lembah jahannam di balik ketertawaan dan kemasyhuran yang sebenarnya adalah tipuan.

Putri islami di negeri pertiwi…

Tidak tahukah dirimu bahwa ada bening yang menetes hangat membasahi dua pipi ini saat melihat keadaanmu? Akan tetapi seolah dirimu tak pernah mengerti arti sebuah air mata dari seseorang yang mengharapkan kejayan harga dirimu dalam menopang panji islami bagi dien ini. Hingga akhirnya dirimu enggan mendengarkan nasihat yang dengannya mungkin allah menjadikan wasilah kebaikan bagi dirimu di dunia dan akhirat kelak.

Kutulis suratan hati ini sebagai nasihat uintukmu karena allah SWT semata. Kugores saat mulut ini tak sanggup lagi bicara karena saudari-saudarimu yang tertipu itu semakin membabi buta mengumbar aurat didepan pria.Mereka bangga menjadi mangsa srigala-srigala pengumbar cinta dusta. Seakan mereka tak pernah bersedih dan justru bangga menumpuk dosa setiap harinya. Berzina dengan setiap pria yang diinginnya demi memuaskan nafsu bejatnya.Berlenggak lenggok bagaikan cacing yang kepanasan di club-club malam. Menghabiskan hari-hari siang dan malam dengan lantunan musik yang melalaikan. Meninggalkan istananya menuju panggung–panggung hiburan.Wajahnya menghitam dibalik polesan bedak tebal yang tak pernah terbasuh sucinya air wudhu yang mencerahkan.Keningnya telah jauh dari sujud sebagaimana bejat akhlaqnya yang tak karuhan.Berdandan dan berdandan demi laris dalam perzinaan.

Oh… betapa jauhnya mereka dari belaian suami tercinta , karena kekasih mereka adalah srigala yang tajam taring dan kukunya.Tak pernah merasakan nikmatnya bercanda dengan anak tercinta karena rahim mereka telah mereka haramkan dari mengandung anak sebagai anugrah dari Arrahman.Rahim mereka kotor dengan air mani haram dan menjijikan . Naudzu b illahi mindzalik

Wahai putri islami…
Tidak sampaikah kabar yang benar dari langit akan kebanyakan penghuni neraka adalah wanita? Belum datangkah kepadamu akan nasihat dari kitab dan sunnah tentang orang-orang dari kalangan wanita yang di haramkan allah mencium bau jannah? Padahal bau jannah itu tercium dari jarak 500 tahun perjalanan. Itulah para wanita penggembira di dunia tanpa mengindahkan perintahNya.

Putri islami…

Sampai disini aku tak megerti apakah kata–kata ini menembus kerelung hati mu.Hingga membuat dirimu sudi merenung sejenak tuk memperbaiki diri menjadi sesosok muslimah sejati? . Muslimah sejati yang hidupnya bahagia dengan suami setia tercinta hingga di surga. Muslimah sejati yang jiwanya kaya dengan kasih sayang tulus kepada anak tercinta. Dan muslimah sejati yang hidupnya mulia menutup auratnya.

Kuharap masih tersisa secuil kesempatan tuk telusuri pahatan-pahatan pena di lembar putih ini.

Putri islami di negeri pertiwi…

Kutulis suratan hati ini saat nuraniku menjerit dan berteriak kesakitan melihat harga dirimu diinjak–injak oleh anjing–anjing durjana yang setiap saat mengintaimu. Mereka menyembunyikan kebuasan nafsunya di balik kata-kata cinta manis dan menawan. Emansipasi dan persamaan gender yang sebenarnya rayuan gombal. Mereka menyembuyikan semua itu padahal hati mereka penuh dengan makar dan tipuan bejat mereka.

Putri islami di negeri pertiwi…

Kedua mata ini sudah sepat membuka dan menatap hari-hari yang ditaburi kemaksiatan . dan telinga ini pun juga bosan mendengar musik–musik setan yang dihalalkan pengikut kebatilan.Setiap ruang dan waktu musik-musik itu bergema di telinga dengan syair-syair cinta dusta.Di puja-puja dan dihafal para remaja melebihi cintanya terhadap ayat alquran yang mulia. Bahkan ratusan ribu keluar demi menyaksikan konser musik, dengan berdesak-desakan dan berjingkrak ria. Bahkan diantara mereka ada yang meningggal di tempat maksiat bersama iringan suara gitar dan band yang melalaikan.

Putri islami…

Sampai kapan air mata ini kan mongering . Dan sampai kapan kepedihan ini kan berakhir .Aku tak mengerti jawabannya. Yang aku bisa hanyalah memberikan nasihat bagi jiwa-jiwa yang menerimanya . putri islami yang masih tenggelam dalam keterlenaaan , Ku harap engkau segera mengakhiri hari –hari kelabumu dimana bunga-bunga harga dirimu berguguran di tangan kumbang –kumbang tak beradap.

Putri islami…

Biarkan diriku dengan seonggok kesedihan ini meneruskan kembali goresan suratan hatii ini. Dan kalaulah boleh jujur hati ini sering kali menangis melihat putri-putri islami di sembelih rasa malunya dengan pisau–pisau mode, dirobek dengan belati emansipasi dan ditusuk-tusuk dengan pedang persamaan gender. Sungguh mereka telah menghalalkan segala cara.demi tercapai tujuan nafsunya.

Putri islami…

Musuh-musuhmu telah menyaiapkan ribuan wanita yang setia berperang di jalan setan.Mereka memberikan seluruh tubuhnya untuk merusakmu lewat film -film porno majalah-majalah bejat dan jutaan situs terlaknat.Mereka berikan suara indahnya tuk mendendangkan syair-syair setan yang mereka atas namakan dengan cinta. Setiap hari mereka bicara dengan subhat mereka dengan dukungan ratusan media masa.
Putri isalmi yang hatinya masih terbingkai anggun keyakinan bahwa alloh adalah Rabb sesembahanya. Kekhawatiran dan kecemburuan dalam hati ini tidak lain karena kerbanyakan dirimu telah terperngkap di lorong-lorong fujur itu.Bahkan diantara dirimu telah terbuai dengan ungkapan-ungkapan gombal dari para wanita jalang di layar lebar dan majalah kacangan di pinggir jalan .Diantara dirimu telah terlena dengan rasi-rasi bintang yang tak lebih perkataan syirik yang dihiasi dengan ramalan kebatilan

Putri islami…

Kami menghawatirkan karena subhat dalam dirimu akan hijab sebagai pakaian wajibmu dimana mereka memakai kerudung kecil berwarna warni merangsang pandangan mata .Berjalan didepan pria dengan celana jeans dan baju ketatnya.Wajahnya bersolek dan dibumbui parfum yang menyengat setiap orang yang dilaluinya. Mereka tampak islami sebenarnya menodai kemurniaan islam. dibalik kejahiliyahan model baru. Dimanakah mereka diantara hijab islami yang diajarkan Nabi SAW? Dimanakah mereka diantara adab islami yang dicontohkan istri-isteri nabi SAW? Mengapa masih ada muslimah yang bertabaruj bahkan tidak mengenal jilbab sementara al qur’an dia dengar setiap hari?

Putri islami…

Apa yang membuatmu membenci jilbab padahal ia pakaian anggunmu dimata Allah? Apa yang membuatmu ragu dengan jilbab padahal ia menjaga kehormatanmu dari mata-mata jalang . Kenapa engkau lebih menyukai berdandan seronok dengan aurat terbuka menjadi ajang zina mata durjana. Jika bukan ridha Allah ridha siapa lagi yang akan engkau cari?

Putri islami…

Kutulis surat ini untukmu karena ada harga yang harus kau bayar dengan mahal di batas waktu yang tak terhingga.Dan sesungguhnya penggalan nafas yang tak akan kembali ini akan bersaksi dihadapan ilahi. Tapi kenyataannya mengapa masih ada yang begitu tega menggadaikan harga diri dan kehormatan demi selembar uang? Bahkan harga dirinya tak sewangi bunga lagi karena naik turun sesuai pasaran perzinaan

Putri islami…

Akal sehat yang mana yang rela menjual harga dirinya dengan hanya sebotol sampo atau sebutir sabun untuk telanjang di mata jutaan orang. Ah…barang kali engkau terlalu bermimpi menggapai kemasyhuran dan lupa siksaan sebagai tebusan. Tidak tahukah tubuhmu yang setiap hari kau dandani itu telah ditunggu ulat-ulat busuk yang siap menggorogoti? Dan dirimu dikenal orang sebagai bintang perzinaan yang didemeni laki –laki biadab yang berhianat pada istri-istrinya. Apakah engkau suka saat kamatian menjemputmu dan dirimu menjadi maskot dalam kemaksiatan?

Oh…kuharap engkau mengerti suratan hati ini. Bahwa susungguhnya aku sangat ingin engkau masuk islam dengan kaffah. Aku ingin dirimu merasakan secuil iman yang setelah itu engkau tak berpaling kepada kejahiliyahan. Aku ingin engkau meneguk setetes hidayah yang membuat kehausan nafsu birahimu terobati selamanya. Semoga Allah membuatmu mencintai keimanan dan membenci jalan –jalan kejahiliyahan dan kefasikan.

Putri islami…

Kalau bukan dien ini nasihat apa gunanya pena latah ini ku alunkan. Harapanku minimal nasihat ini membebaskan ku dari tuduhan sebagai ”setan bisu” yang ridha dengan kemungkaran. Lebih jauh dari itu semoga suratan hati ini menjadi wasilah dan hujjah yang mengantarkan ke janah abadi bersanding bersama bidadari.

Saudarikun putri isalami…

Kuharap engkau tak bosan membaca suratan hati ini. Nasihat yang jujur apa adanya dari seseorang yang cinta dan cemburu karena Allah dengan harga diri saudarnya . Kalau bukan karena ridha allah tak pernah ku goreskan pena ini untukmu . Semoga setiap kata yang kau baca dapat kau pahami dan bernilai ibadah disisi allah. SWT

Putir islami…

Ingatlah para muslimah di zaman sahabat . ridha Allah dan rosulNya adalah tujuan utama. Tak bergeming menghadapi ocehan orang-orang musyrik dalam memegang diennya. Bersegera meyambut seruan allah , bahkan dalam berbagai moment mereka adalah rijal yang siap membela rosulullah SAW saat di lukai dan di lecehkan kehormatannya. Asma’,Nusaibah, Khansa tak perlu ku ceritakan tentang mereka karena namanya telah telah terukir indah dalam sejarah ummah. Pesona teladan yang mekar mewangi bagi para muslinah sejati.

Putri islami …

Lihatlah sekelilimnngmu tentang keadaan kaum muslimah hari ini. Siapakah diantara mereka yang menjadikan para istri nabi SAW dan sahabat sebagai teladan? Padahal mereka adalah orang –orang yang di janjikan dengan jannah. Bahkan diantara mereka namanya telah tercatat sebagai penghuni surga sedang mereka masih hidup di dunia.

Kenapa wanita-wanita penzina lebih di sukai dan disebut –sebut dari pada sosok mulia itui? Meniru mereka dari gaya rambut dan pakaian serba terbuka. Bahkan jika mereka terpelosok kedalam lembah zina akan mereka ikuti juga. Dimanakah harga diri itu wahai putri islami? Dimankah kesucian diri dari perbuatan busuk itu?

Lihatlah wahai putri islami ,lihatlah dengan matamu yang bersinar betapa ribuan muslimah telah mengabaikan perintah Alloh. Bahkan mereka tak mengerti bahwa jilbab itu wajib sebagaiman solat dan zakat. Bahkan mereka akan berdosa jika mereka enggan memakainya Tapi kebanyakan mereka menutup diri dan mencaci pemilik jiwa yang murni yang menunaikan perintah Alloh. Siapa yang hari ini tak mencibir orang muslimah yang berjilbab besar dan bercadar. Ejekan–ejekan tak senonoh, kata-kata pedas dan menghina, pandangan-pandangan benci dan marah, serta tuduhan-tuduhan ekstrim dan kolot lekat dari mulut-mulut yang mengaku dirinya seorang muslimah

Tidak kah mereka melihat dirinya yang lebih hina dengan bermaksiat kepada alloh setiap harinya? Tidakkah mereka sadar akan ancaman siksa alloh yang begitu perih? Dan tidakkah mereka mengerti bahwa harga dirinya telah membusuk dikelilingi makhluk kotor setan penyembah syahwat?!

Putri islami….

Jika srigala hewan itu hanya menginginkan daging ,tapi srigala manusia menginginkan sesuatu yang lebih berharga dari itu.Dia ingin engkau kehilangan harga diri. Mereka berusaha memburu harga duirimu dan merobek-robek dalam ranjang perzinaan setelah itu engkau ditertawakan karena engkau bagaikan binatang jalang yang tak punya lagi harga diri kemudian dijadikanlah engkau ajang jual beli bagi para penyembah birahi.

Putri islami… jangan tertipu kebusukan makar setan yang dibalut dengan cinta-cinta palsu seperti valentine day. Betapa hari itu telah menjadi sakral bagi penodaan yang berkedok cinta dan kasih sayang. Berapa harga diri telah melayang dalam kepalsuan dan kenaifan.Bahkan mereka mengenangnya sebagai hari bersejarah tentang kebusukan cinta mereka, mencatatnya didalam agenda dan seolah dosa-dosa itu terasa manis saat di kenangnya .Naudzubillahi mindzalik

Tidakkah engkau melihat wanita-wanita kafir penyembah syahwat yang hidupnya bergelimang dengan zina setiap harinya? Bahkan mereka membunuh anak dalam perutnya sebelum ia dilahirkannya? Entah berapa ribu anak yang dibunuh dari berzina, entah berapa ribu pula anak yang hidup tak mengetahui siapa bapaknya. Oh…begitukah yang kau cari wahai putri islami?

Saudariku….
Tak perlu aku ceritakan tentang pacaran yang telah menjadi tuntunan bagi para pemuda umat ini. Hati ini diris-iris ketika masuk dan melihat sosok–sosok pemuda di universitas-universitas islam.Duduk berdua-duaan di kesepian asyik pacaran.
Jilbab gaul yang tak karuhan; pergaulan bebas yang telah dihalalkan. Musik-misik yang dilantunkan pengganti al qur’an . Hanya beberapa gelintir ihwah mahasiswa yang allah selamatkan dari kejahiliyahan itu. Dan itu pun mendapat tekanan dari berbagai kalangan. Semoga alloh teguhka jiwa mereka.


Putri islami …

Tahukah engkau bahwa seseorang akan diadzab karena cinta yang ia sekutukan karena alloh? Fahamkankah dirimu bahwa rindu-rindu palsu itu ibarat kerak dosa didalam qolbu yang menghangi beningnya hatimu dari hidayah allah? Dan mengertikah cinta selain allah itu tidak pernah akan abadi meskipun ibarat Romeo dan Juliet?

Lantas mengapa begitu mudahnya kau obralkan cintamu dengan seseorang yang berkata “I LOVE YOU” untuk merayumu? Kenapa kata-kata itu membuatmu luluh tak berdaya dan kau berikan seluruh dirimu kepada laki laki asing yang bukan suamimu? Kenapa kata kata itu menjadi berhala didalam hatimu dan kau nodai cinta Alloh? Kenapa wahai putri islami kata yang sebenarnya bisikan iblis itu membuat dirimu gelisah tidur dan jiwamu melayang- layang?

Semua itu karena engkau tak mengerti akan cinta Alloh. Dan ruang hatimu kau biarkan kosong dengan cinta-cinta setan. Lupakan kata kata itu dari hatimu kecuali suamimu yang Alloh halalkan sebagai bajumu. Jadikanlah cintamu ladang pahala. Ladang pahala yang tumbuh dari akar-akar ma’rifatulloh. Dan batangnya kuat perkasa menjulang keangkasa dengan tauhidulloh. Jagalah cintamu, awasi jangan pernah lengah hingga engkau berlabuh di dermaga ketenangan jiwa yang bernama pernikahan islami yang diberkahi.

Oh… betapa banyaknya muslimah hancur dengan cintanya yang liar diantantara srigala srigala buas. Demi hawa nafsunya yang berkata atas nama cinta sejati mereka serahkan seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki utuk di nodai. Bahkan demi cinta palsunya ribuan orang rela bunuh diri.

Putri islami…
Cobalah berfiikir bening dan jernih. Tanyakan dengan jujur kepada nuranimu yang lembut itu. Tentang kemasyuran yang kau buru atau pun kebebasan yang kau tuju. Apakah kebebasan yang kau maksud itu kebbebasan berkencan dan berzina, seperti wanita-wanita kafir penyembah syahwat? Apakah berjingkrak ria dikonser musik itu kebebasan yang kau cari? Ataukah berdandan seksi didepan umum itu yang kau maksud? Cobalah tanyakan lagi semua itukah kebahagiaan seorang wanita? Ataukah dengan tunduk dengan syariah alloh Menjadi wanita sholehah yang terjaga auratnya?Yang dibelai suami dengan mesranya kasih sayang dalam keluarga. Begitu juga didamba putra dan putri tercinta dalam membina keluarga bahagia.

Tanyakanlah wahai putri islamiku
Demi Alloh tanyakan kepada pemburu syahwat itu. Apakah mereka rela jika anak cucunya kelak menjadi biduanita yang dihargai dengan selembar uang? Apakah mereka tega meliaht anak anaknya dicengkram srigala srigala buas yang siap merobek harga dirinya? Tanyakan pada mereka yang setiap malam menjual diri di klub klub malam menjadi wanita penghibur. Apakah mereka mendapatkan kebahagiaan dengan tidur bersama laki laki buas dan relakan mereka jika putrinya kelak seperti dia yang tak punya harga? Tanyakan wahai putriku, tanyakan jika engkau masih ragu. Tentang orang yang termahsyur diantara penyembah syahwat itu, tanyakan kepada mereka yang berlenggak-lenggok disorak sorai tepukan tangan jutaan orang. Kebahagiaan seperti apa yang dia cari dibalik keternodaaan harga dirinya.

Putri islami…

Kenapa kebanyakan engkau tak sadar bahwa kebanyakan wanita telah menjadi barang dagangan di tangan penyembah syahwat, Lihat dan bukalah matamu disepajang jalan penuh dengan pampangan wanita telanjang disapu mata sembarang orang. Lihat wahai putriku disetiap produk barang kecantikan wanita dijual dengan kemurahan. Dan iklan tv pun setiap detik seolah tak berhenti memamerkan aurat wanita. Siapakah diantara bintang tv yang paling terkenal? Tidak lain wanita yang paling berani menjual hargadirinya. Dan tak perlu kau tanya tentang koran murahan dan majalah rendahan disudut-sudut jalanan yang memamerkan wanita telanjang penghibur preman jalanan.

Apa yang kau cari wahai putri islamiku di balik semua itu.Apa yang kau dapat dengan berkencan dan foto bersama dengan orang orang fasik pembela musik. `
Apa gunanya menghabiskan masa mudamu dengan pacaran bersama laki laki yang belum tentu jadi suamimu?

Putri islamiku…

Ku harap engkau masih bersamaku hingga akhir suratan hati ini. Aku selalu dirudung duka dan dibalut rasa resah selama dirimu tak mau mengerti atau kau anggap angin lalu tentang apa yang aku ungkapkan di lembar putih ini. Bukannya diri ini ingin dikenang, sama sekali tidak wahai putri islamiku. Aku tidak ingin setiap muslimah menjadi mangsa bagi srigala srigala buas penyembah syahwat dan aku tidak ingin mereka nantinya menyesal karena merasa mengkhianati calon suaminya meskipun mereka tak mengetahuinya saat ini.

Putri islami …

Jika fitrahmu yang lembut itu masih murni, dan jika nalurimu yang halus itu belum terkoyak dan ternodai aku yakin, ya demi Alloh aku yakin engkau akan menemukan jalan kembali dari kebimbangan yang engkau hadapi. Tidak lain dan tidak bukan dengan mengetuk pintu Alloh yang terbuka bagi siapa saja siang dan malam.

Saudariku berhentilah dari kefujuran itu. Engkau adalah calon ibu yang menjadi teladan bagi putra-putrimu. Jauhilah teman dan tempat tempat yang menyeretmu kejurang kehinaan. Dan mulailah mengenal Alloh dengan menuntut ilmu dihalaqoh halaqoh kajian keislaman.

Putri islami…

Temanilah jiwa jiwa yang tegar yang menjaga syariah Alloh. Dan saling menasihatilah dalam ketaqwaan dan kesabaran.

Putri islami…

Setelah kau baca suratku ini aku berdoa semoga engkau menjadi permata yang selalu berkilau menyejukkan pandangan suamimu yang sholeh. Begitu juga menjadi teladan bagi keluargamu dan anak anakmu. Hingga bias pelangi islam yang indah itu menghiasi setiap rumah tanggamu.

Dan maafkan aku jika kata kata dilembar putih ini terlalu hambar dan kasar. Namun akau yakin engkau lebih tahu apa yang harus kau lakukan setelah membaca suratku ini. Memang tak pantas diri ini menulis banyak karena memang bukan ulama yang pantas menuliskannya. Bukan pula seorang pujangga yang kata-katanya bagai mutiara gemerlap didalam jiwa. Namun aku hanya seorang yang ingin menyampaikan nasihat kepada saudaranya satu agama.

Jika pena yang latah ini menuliskan kata kata yang mengiris pilu hatimu.maka bukan itu maksudku suratan hati ini tak lebih hanyalah wasilah yang semoga bersamaan membaca surat ini membersamai pula turunnya hidayah atas dirimu. Ya aku sangat berharap seperti itu.

Putri islami…

Engkau mempunyai andil yang besar dalam meretas jalan panjang perjuangan. Entah apa jadinya jika wanita muslimah bertingkah laksana wanita kafir yang Alloh janjikan jahanam. Sekali kali jangan lah engkau tertakjub, dimata Alloh mereka tak ada harganya dengan wanita budak yang beriman. Keindahan sejati itu bukan diwajah dan tubuh tapi dalam kesholehahan dan akhlak yang terpuji. Engkau lah seharusnya pemilik keindahan itu. Ya, hanya engkau wahai putri islami.

Dan inilah akhir dari suratan hatiku. Mudah mudahan akhir surat ini mengakhiri pula kebimbanganmu untuk memutuskan menjadi muslimah sejati. Begitu juga menjadi akhir dari hari-hari lalumu yang penuh kejahiliyahan.

Saudariku tak ada yang terlambat untuk menjadi muslimah sejati. Buang kata kata, ” Tapi aku belum mantap, nanti keluarga ku gimana?”. Tak ada kata “nanti“ bagi pribadi yang ingin mekar mewangi. Dan tak ada kata “tapi” untuk merubah diri lebih berseri.

Saudariku…
Alloh setia menanti taubatmu setiap pagi siang serta sore dan malam hari. Segeralah bertaubat sebelum mentari terbit dari barat.atau nyawa telah sampai ditenggorokan.

Sekarang katakan pada dirimu sendiri :
“AKU HARUS MENJADI MUSLIMAH SEJATI, HARUS DAN HARUS APAPUN YANG TERJADI”.
Saudariku aku sangat yakin dengan dirimu. Kau bisa mewujudkan cita cita mulia itu. PERCAYALAH..!!!


Ketika senja merekah dikota sona’a
YAMAN 2009.
Dari saudaramu yang cemburu karena Alloh atas harga diri saudaranya yang dinodai.


Read More......

Wahai Saudariku..!!!

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Selasa, Juli 14, 2009 1 komentar


Wahai saudariku,

Kembalilah!

Kembalilah dalam ketaatan sebelum terlambat!

Kematian bisa datang kapan saja.
Bukankah kita ingin meninggal dalam ketaatan?
Bukankah kita tidak ingin meninggal dalam keadaan bermaksiat?
Bukankah kita mengetahui bahwa Allah mengharamkan bau surga bagi wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang?
Berpakaian tapi tidak sesuai dengan syariat maka itu hakekatnya berpakaian tetapi telanjang!
Tidakkah kita rindu dengan surga?
Bagaimana bisa masuk jika mencium baunya saja tidak bisa?

Saudariku,

Apalagi yang menghalangi kita dari syari’at yang mulia ini?
Kesenangan apa yang kita dapat dengan keluar dari syari’at ini?
Kesenangan yang kita dapat hanya bagian dari kesenangan dunia.
Lalu apalah artinya kesenangan itu jika tebusannya adalah diharamkannya surga (bahkan baunya) untuk kita?

Duhai…

Apa yang hendak kita cari dari kampung dunia?
Apalah artinya jika dibanding dengan kampung akhirat?
Mana yang hendak kita cari?

Kita memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Semoga Allah menjadikan hati kita tunduk dan patuh pada apa yang Allah syariatkan. Dan bersegera padanya…

Read More......

SEINDAH WANITA SHOLEHAH

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Rabu, April 22, 2009 1 komentar



“Indahnya kalammu wanita solehah yang berjuang di sisi mujahid soleh…”

“Seindah perhiasan dunia adalah wanita sholehah,”

Kumulakan catatan ini dengan bait indah yang ditinggalkan Rasululloh SAW kepada seisi alam. Wanita Sholehah! Idaman semua muslimin di alam fana ini.

Alhamdulillah, itulah anjuran Islam yang kita cintai, pilihlah wanita yang mampu menyejukkan pandanganmu dan juga baitul muslim yang bakal dibina ketika sampai saat itu, InsyaAlloh.

“Dinikahi seorang wanita itu karena empat perkara; hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. maka pilihlah hal keagamaannya, maka beruntunglah kedua tanganmu..”

Wanita solehah idaman mujahid soleh yang malunya menjadi perisai dirinya, yang zikirnya menjadi penawar dirinya, tak gentar di kancah godaan duniawi karena dia rindukan wangian syurgawi, dia berpegang pada janji yang terpatri di lubuk hati…..

Telah dinukilkan panduan sepanjang zaman, itulah lirikan utama buatmu memilih calon isteri. Tiap baris itu telah menjadi hafalanku sejak aku mengenali dunia baligh ini.

Jika harta yang kau idamkan, ketahuilah diriku tidak punya apa-apa harta di dunia ini melainkan ilmu agama. Tiada harta untuk kupersembahkan, hanya ketenangan yang mampu aku sediakan buatmu karena aku pernah terbaca kata-kata…

”dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (Ar-Rum: 21)

Jika keturunan yang mulia itu yang kau dambakan, ketahuilah jua bahwa aku di bawah pengawasan Allah sebagai penjaga mutlak diriku. Aku adalah keturunan mulia, ayahanda Nabi Adam As dan bunda Hawa, sama sepertimu.

”... maka bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengasihi orang yang bertawakal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu, maka tiada seorangpun yang boleh menghalang kamu, dan jika Ia mengecewakan kamu, maka siapakah yang dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan demikian)? Dan ingatklah kepada Allah jualah hendaknya orang yang beriman itu berserah diri...” (Ali Imran : 159-160)

Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku myakini bahwa kau juga tidak terlepas seperti insan yang lain. Ketahuilah, jika kecantikan itu yang kau inginkan dari diriku, kau telah tersalah langkah. Tiada kecantikan yang tidak terbanding untuk kupertontonkan padamu. Telah aku hijabkan kecantikan diriku ini dengan amalan ketaatan kepada tuntutan agama yang kucintai. Kau hanya membuang masa jika kau menginginkan kecantikan lahiriah semata-mata.

Aku memerlukan engkau untuk bersama-samaku menegakkan dakwah islamiyyah ini, dan kau mereklakan diri ini menjadi penolongmu untuk membangun amal dakwah dan jihad ke arah Penciptanya yang agung.

Pendirianku... pernikahanku akan kujadikan medan pencarian ilmu agama sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku masih kekurangan ilmu agama, tetapi berbekalkan ilmu agama yang telah dibekalkan ini, aku ingin menjadi isteri yang senantiasa mendapat keridhaan Allah dan suamiku untuk memudahkan aku membentuk usrah muslim antara aku, suamiku dan anak-anak untuk dibaiat dengann ketaatan kepada Allah Yang Maha Esa. Aku bercita-cita bergelar pendamping solehah, seperti mana yang dijanjikan Rasul,

”Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada lelaki yang bangun di tengah malam lalu dia sembahyang dan membangunkan isterinya, maka sekiranya enggan juga bangun untuk bersembahyang, di memercikkan air ke mukanya. Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada wanita yang bangun di tengah malam lalu bersembahyang dan membangunkan suaminya. Maka jika dia enggan dia memercikkan air ke mukanya.” (Riwayat Abu Daud dengan Isnad yang sahih)

Renungilah Firman-Nya ini, lalu kau akan tahu hakikat diriku dan dirimu dipertemukan oleh Allah atas namanya pertemuan.

”Hai sekalian manusia, bertawakalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kami.” (An Nisa’ : 1)

”Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebahagian yang lain (Wanita), dan karena mereka (lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”. (An-Nissa’: 34)

Membenarkan seperti apa yang telah Dia katakan dalam Kalam-Nya yang mulia. Aku meyakini bahwa engkau adalah pemimpin untukku. Jadikanlah suatu pernikahan itu sebagai asas pembangunan iman dan bukanya untuk memuaskan bisikan syaitan yang menjadikan ikatan pernikahan sebagai tujuan nafsu semata-mata. Moga diriku dan dirimu senantiasa didampingin kerahmatan dan keridhaanNya. Lakukanlah tanggung jawabmu itu dengan syura kesabaran, qanaah ketabahan, moga kita akan menjadi salah satu daripada jamaah saf menuju kesyurga, InsyaAllah.

.::. Ya Allah, Gembirakan Kami dengan RidhaMu.::.



Read More......

Syafa’atmu

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Senin, April 06, 2009 0 komentar

Ya Rasululloh... Kami Nantikan
Di Suatu Masa Hari Pembalasan




Hari itu pada Haji Wada’, sebuah ayat turun, “…pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu…” (QS. Al-Maidah: 3)

Para sahabat bergembira, mereka bersorak “Agama kita telah sempurna, agama kita telah sempurna”. Kegembiraan yang memuncaki 23 tahun perjuangan dengan segenap suka dan duka.

Di tengah kerumunan manusia pada hari Haji itu, seorang sahabat mulia justru bersedih. Abu Bakar As-Siddiq, perasaan yang halus, dan dengan segenap keistimewaan yang ia miliki, ia menangis. Ia memahami di balik kesempurnaan pasti ada kesudahan. Ia menyadari, tak lama lagi Sang Rasul yang di cintai akan meninggalkan dunia, meninggalkan para sahabat, kembali ke haribaan Alloh Subhanahu wata'ala.

Tangis sedih Abu Bakar di dengar para sahabat. Setelah Abu Bakar menjelaskan mengapa ia menangis, para sahabat pun menangis. Berapa menyedihkan, Sang Kekasih tercinta, bertahun-tahun hidup dan berjuang bersama, segenap kesulitan dan kemudahan dilalui dalam persaudaraan yang tak ada duanya, tidak lama lagi akan tiada, meniggalkan dunia yang fana.

Mengetahui para sahabat menangis, Rasululloh bergegas mendatangi mereka. Di depan para sahabat Rasululloh Sallallohu 'alaihi wassalam berkata: ”Semua yang dikatakan Abu Bakar RadiAllohu Anhu adalah benar dan sesungguhnya masa untuk aku meninggalkan kamu semua telah hampir dekat”.

Mendengar perkataan Sang Rasul, Abu Bakar kembali menangis hingga kemudian tak sadarkan diri, tubuh Ali bin Abi Thalib bergetar, dan sahabat lainnya menangis sekuat yang mereka bisa.

****

Beberapa masa kemudian Rasululloh sakit. Kota Madinah berada dalam suasana kesedihan. Di suatu Subuh, setelah adzan, Bilal bin Rabah radiallohuanhu bergegas menuju kediaman Rasululloh, disana Fatimah radiallohuanha menyambut Bilal dan berkata, ”Jangan kau ganggu Rasululloh, kondisinya sedang payah”. Bilal kembali ke masjid, di sana masih tak ada yang sanggup menggantikan Sang Rasul menjadi Imam shalat Subuh.

Semua yang hadir di masjid diselimuti kesedihan. Kali kedua, Bilal kembali mendatangi kediaman Nabi, dan Fatimah kembali mencegah Bilal bertemu Nabi karena kondisi Nabi sedang buruk. Bilal menjawab, ”Subuh hampir tiada, tak ada yang dapat memimpin shalat”.

Dari dalam kamar Rasululloh mendengar percakapan tersebut dan memerintahkan agar Abu Bakar menjadi Imam shalat Subuh. ”Abu Bakar terus menangis” seru Bilal. Rasululloh pun bergegas ke masjid dipapah oleh para sahabat.

Mesjid penuh sesak oleh kaum Muhajirin beserta Anshar. Ada sosok cinta di sana, kekasih yang baru saja terbangun dari sakitnya yang membuat semua sahabat tak melewatkan kesempatan ini.

Setelah mengimami shalat, nabi berdiri dengan anggun di atas mimbar. Suaranya basah, menyenandung puji dan kesyukuran kepada Alloh yang maha pengasih.

Senyap segera saja datang, mulut para sahabat tertutup rapat, semua menajamkan pendengaran menuntaskan kerinduan pada suara sang Nabi yang baru berada lagi. Semua menyiapkan hati, untuk disentuh serangkai hikmah.

Selanjutnya Nabi bertanya. ”Wahai sahabat, kalian tahu umurku tak akan lagi panjang, siapkah diantara kalian yang pernah merasa teraniaya oleh si lemah ini, bangkitlah sekarang untuk mengambil qisash, jangan kau tunggu hingga kiamat menjelang, karena sekarang itu lebih baik”.

Semua yang hadir terdiam, semua mata menatap lekat Nabi yang terlihat lemah. Tak akan pernah ada dalam benak mereka perilaku Nabi yang terlihat janggal. Apapun yang dilakukan Nabi, selalu saja indah. Segala hal yang diperintahkannya, selalu membuihkan bening sari pati cinta. Tak akan rela sampai kapanpun, ada yang menyentuhnya meski saja secuil jari kaki. Apapun akan digadaikan untuk membela Al-Musthafa.

Melihat semua yang terdiam, nabi mengulangi lagi ucapannya, kali ini suaranya terdengar lebih keras. Masih saja para sahabat duduk tenang. Hingga ucapan yang ketiga kali, seorang laki-laki berdiri menuju Nabi. Dialah Ukasyah Ibnu Muhsin.

Ya Rasul Alloh, Dulu Aku pernah bersamamu di perang Badar. Untaku dan untamu berdampingan, dan aku pun menghampirimu agar dapat menciummu, wahai kekasih Alloh, Saat itu engkau melecutkan cambuk kepada untamu agar dapat berjalan lebih cepat, namun sesunguhnya engkau memukul lambung sampingku ucap Ukasyah.

Mendengar ini Nabi pun menyuruh Bilal mengambil cambuk di rumah putri kesayangannya, Fatimah. Tampak keengganan menggelayuti Bilal, langkahnya terayun begitu berat, ingin sekali ia menolak perintah tersebut. Ia tidak ingin, cambuk yang dibawanya melecut tubuh sang kekasih.

Namun ia juga tidak mau mengecewakan Rasululloh. Segera setelah sampai, cambuk diserahkannya kepada Rasul mulia. Dengan cepat cambuk berpindah ke tangan Ukasyah. Masjid seketika mendengung seperti sarang lebah.

Sekonyong-konyong melompatlah dua sosok dari barisan terdepan, melesat maju. Yang pertama berwajah sendu, janggutnya basah oleh air mata yang menderas sejak dari tadi, dialah Abu Bakar.

Dan yang kedua, sosok pemberani, yang ditakuti para musuhnya di medan pertempuran, Umar bin Khaththab. Gemetar mereka berkata: Hai Ukasyah, pukulah kami berdua, sesuka yang kau dera. Pilihlah bagian manapun yang paling kau ingin, qisashlah kami, jangan sekali-kali engkau pukul Rasul.

”Duduklah kalian sahabatku, Alloh telah mengetahui kedudukan kalian”, Nabi memberi perintah secara tegas. Kedua sahabat itu lunglai, langkahnya surut menuju tempat semula. Mereka pandangi sosok Ukasyah dengan pandangan memohon. Ukasyah tidak bergeming.

Melihat Umar dan Abu Bakar duduk kembali, Ali bin Abi Thalib tak tinggal diam. Berdirilah ia di depan Ukasyah dengan berani. Hai hamba Alloh, inilah aku yang masih hidup siap menggantikan qisash Rasul, inilah punggungku, ayunkan tanganmu sebanyak apapun, deralah aku.

”Alloh Subhanahu wata'ala sesungguhnya tahu kedudukan dan niatmu wahai Ali, duduklah kembali”. Ucap Nabi.

Hai Ukasyah, engkau tahu, aku ini kakak-beradik, kami adalah cucu Rasululloh, kami darah dagingnya, bukankah ketika engkau mencambuk kami, itu artinya mengqisash Rasul juga.

Kini yang tampil di depan Ukasyah adalah Hasan dan Husain. Tetapi sama seperti sebelumnya Nabi menegur mereka. ”Wahai penyejuk mata, aku tahu kecintaan kalian kepadaku. Duduklah”.

Masjid kembali di telan senyap. Banyak jantung yang berdegup kian cepat. Tak terhitung yang menahan nafas. Ukasyah tetap tegap menghadap Nabi. Kini tak ada lagi yang berdiri ingin menghalangi Ukasyah mengambi qisash. Wahai Ukasyah, jika kau tetap berhasrat mengambil qisash, inilah ragaku, Nabi selangkah maju mendekatinya.

”Ya Rasul Alloh, saat Engkau mencambukku, tak ada sehelai kainpun yang menghalangi lecutan cambuk itu”.

Tanpa berbicara, Nabi langsung melepaskan gamisnya yang telah memudar. Dan tersingkaplah tubuh suci Rasululloh. Seketika pekik takbir menggema, semua yang hadir menangis pedih.

Melihat tegap badan manusia yang maksum itu, Ukasyah langsung menanggalkan cambuk dan berhambur ke tubuh Nabi. Sepenuh cinta di rengkuhnya Nabi, sepuas keinginannya ia ciumi punggung Nabi begitu mesra. Gumpalan kerinduan yang mengkristal kepada beliau, dia tumpahkan saat itu. Ukasyah menangis gembira, Ukasyah bertasbih memuji Alloh, Ukasyah berteriak haru, gemetar bibirnya berucap sendu, tebusanmu, jiwaku ya Rasul Alloh, siapakah yang sampai hati mengqisash manusia indah sepertimu. Aku hanya berharap tubuhku melekat dengan tubuhmu hingga Alloh dengan keistimewaan ini menjagaku dari sentuhan api neraka.

Dengan tersenyum, Nabi berkata: ”Ketahuilah wahai manusia, sesiapa yang ingin melihat penduduk surga, maka lihatlah pribadi lelaki ini”.

Ukasyah langsung tersungkur dan bersujud memuji Alloh. Sedangkan yang lain berebut mencium Ukasyah. Pekikan takbir menggema kembali.

Wahai, Ukasyah berbahagialah engkau telah dijamin Nabi sedemikian pasti, bergembiralah engkau, karena kelak engkau menjadi salah satu yang menemani Rasul di surga. Itulah yang kemudian dihembuskan semilir angin ke seluruh penjuru Madinah.


Read More......

KEPRIBADIAN ISLAM

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Senin, Maret 16, 2009 0 komentar

Bismillah...



Betapa Indahnya Islam. Allah limpahkan kepada hambanya nilai-nilai hikmah. Dan kemudian nilai hikmah ini diganjarkan pahala apabila diamalkan oleh penganut agamaNya. Maka rugilah mereka yang berpaling dari pada ajaran agung Islam yang maha suci ini.

Senyuman memamerkan bersamanya keikhlasan. Tenangnya membawa rasa damai bernaung di bawah ajaran suci. Rendah dirinya penuh rasa tawadhu’ terhadap kekuasaan Allah Subhanahu wata'ala. Dan kadangkala tercetusnya rasa amarah dalam diri hamba Allah, disertai dengan kesabaran yang dibekalkan melalui pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan seharian.

Umat Islam tidak perlu memaki maki jika marah. Bahasa yang diguna masih indah. Hanya susunan kata yang menggambarkan kemarahan. Hatinya segar mengingat Allah. Semangat kebaikan senantiasa mekar di dalam dada. Hasrat ke arah memelihara silaturrahim senantiasa segar dalam jiwa masing-masing.

Cinta kami, karena Allah, kasih kami karena Allah. Marah kami karena Allah. Dan oleh karena semuanya disandarkan pada Allah Subhanahuwata'ala, maka kaedah umat Islam bergembira, bersahabat, bertolong-tolongan, malahan berperang juga akan mengikut sibghah Allah Subhanahuwata'ala.

Read More......

KEPEDIHAN PENGANTIN DI MALAM PERTAMANYA DAN SETERUSNYA

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Senin, Maret 02, 2009 0 komentar


Bismillah...

Siapakah yang akan menjadi teman untuk seorang pengantin yang memakai helaian kafan?

Malam pertama di alam kubur ditinggalkan sendirian menanggung nasib, meratapi kepergian orang-orang terkasih yang menghantar ke kuburnya. Perpisahan yang tak ada perjumpaan lagi hingga hari kiamat.

Mana anakku, isteri dan saudara yang dulu mengasihiku? Semua hartaku..., siapa yang menghabiskan segala jerih payahku selama ini? Lubang ini terlalu sempit, tempat cacing dan ulat menggigit-gigit. Malam pertama di sini sungguh berat ditanggung sendiri.

****

Malaikat datang membawa urusan penting. Bukan senda gurauan kekasih pada malam pengantin. Tetapi, bentakan yang menciutkan hati dan kekerasan yang memadamkan kegembiraan.

Siapa yang mau menolong, menemani dan membela? Di mana sholat, puasa, haji, dan sedekahku? Datanglah... selimuti aku dari kepedihan siksa ini. Di mana bacaan Al-Qur’an, dzikir, dan kelembutan lidah yang pernah mengeluarkan kata-kata yang baik?

Seluruh tubuh bana yang kaku dan pucat ini. Siapakah yang sanggup memberla mayat menangis di perut bumi, menyesal lantaran tidak menangis ketika bersimpuh di atas bumi.

Sabda Rasulullah Salallahu'alaihi wassalam: ”Orang yang muflis di kalangan umatku ialah: seseorang yang datang pada hari kiamat dengan pahala sembahyang, puasa dan zakat. Tetapi, dia pernah mencaci si fulan, menuduh si fulan, menumpahkan darah si fulan dan memukul si fulan. Maka akan diberikan kepada orang yang teraniaya itu dari pahala kebaikan oran gtadi sehingga apabila habis pahalanya, sedangkan belum semua terbayar, maka akan diambil ganti dari dosa oran gitu dan dibebankan kepadanya dan dia dicampakan ke dalam neraka karenanya.” (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah).

Mengingat keaiban diri yang terlalu banyak untuk dihitung, mengingat semua orang di sekeliling tidak dapat menolong kecuali amal ibadah yang dilakukan dengan keikhlasan. Tengah malam yang dingin, bangun dan berdiri tanpa diketahui manusia yang terlena mimpi. Sujud dan doa panjang, bacaan al-Qur’an dan dzikrullah juga istighfar. Amalan ini kebiasaan Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam dan sahabatnya. Menjadi anutan orang sholeh pada akhir zaman ini.


Read More......

WAHAI YANG MAHA MULIA, WAHAI YANG MAHA PERKASA……

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Kamis, Februari 19, 2009 0 komentar


Bismillah...

Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang. Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ’Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong(lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tersisa di antara mereka. (QS. Al-Haaqqah:6-8)

Angin, air, api, tanah, guruh, kilat, bumi, langit, awan, sungai, laut, gunung, bukit, pohon, lalat, nyamuk, burung, ayam, oksigen, bulan, matahari, bintang, planet, pelangi, asteroid, meteor, DNA, darah, nanah, airmata, kulit, pasir, batu, kayu, anjing, babi, kuman, dan semuanya masing-masing patuh pada perintah dan arahan.

Tunduk, khusyuk, mendengar dan melaksanakan arahan dari Penguasa Agung yan gmengatur penuh kasih sayang..... namun lantaran keadilan-Nya, bila ada yang tak kena.... dikerahkan bala tentara yang patuh, taat dan setia itu memberi peringatan kepada makhluk yan gpaling mulia tetapi seringkali alpa.... makhluk itu bernama manusia.

Terjadilah tsunami, bila laut mendapat perintah., bila dikerah angin dan udara, terjadi pula taufan menghempas membadai. Bumi, bila digoncang berlaku gempa. Gunung-gunung, memuntahkan laharnya. Oksigen ditahan, manusia kesesakan dalam asap, hitam pekat.

Nyamuk? Ya, nyamuk juga, malaria menjadi-jadi; ayam? Burung? Nah.... terimalah Flu Burung.... ditarik, nikmat ketengangan dengan memebri rasa risau, bimbang, gundah, resah.... hendak makan juga sudah ketakutan.

Apa lagi? Oh ya... kuman? Virus? AIDS itu jugalah hasil kepadtuhan hamba yang bernama HIV Positif. Bahkan..... Lembu, juga ketakutan pada penyakit lembu gila.... fikirkanlah apa saja.... Tafakkurkan semuanya... niscaya bertemu Yang Maha Pencipta.

****

Benar... seringkali, musibah menimpa hambanya yan gpunya setitik Iman. Kenapa tidak ditimpakan kepada mereka yang nyata kezalimannya? kenapa tidak Gedung Putih? Kenapa tidak Yahudi laknatullah?

Allah hanya memberi tamparan kasih sayangNya... mengingatkan hamba yang alpa. Hamba yang sabar... pasti besar ganjaran disisiNya. Yang terkorban pula, dijanjikan syahid meski tidak mengankat senjata.

Allah Maha Adil, menghukum orang-orang beriman di dunia, mengurangi siksanya diakherat kelak.

Begitulah... mukmin akan senantiasa memeprhatikan hikmah di balik setiap kejadian, besar atau kecil, suka atau duka... tentang wujudnya Satu Kuasa Yang Maha Pengatur, Pemerlihara, Gagah...Adil. Mukmin yang meneliti, yan gpunya mata hati akan tunduk patuh, tenggelam dalam lautan ubudiyan, khusyuk, khudu’, syukur.

Lain halnya bila hati itu keras membatul... semua tanda-tanda itu dikatakannya... alami... ”sesuai ilmu pengetahjuan semata”. Tanpa terusik hati nuraninya. Tanpa paham kehendak Ilahiyah.

Seorang ulama mengatakan: ”...jika anda ingin menyaksikan hakekat-hakekat yang tinggi itu dengan lebih dekat, maka hendaklah anda pergi ke laut yang sedang bergelora dan ke bumi yang sedang mengalami gempa, serta bertanyalah kepada mereka: ”Apakah yang ingin kamu katakan?”

Niscaya akan mendengar bahwa laut dan bumi menyeru gemetaran: Ya Jalil... Ya Jalil... Ya ’Aziz... Ya Jabbar... (Wahai Yang Maha Mulia, Wahai Yang Maha Mulia, Wahai Yang Maha Perkasa... Wahai Yang Maha Hebat...)

Sahabat-sahabat sekalian, untuk ingatan... jika Allah masih berikan kehidupan hingga hari ini. Sesungguhnya hari ini tidak menjamin hari esok. Entahkan hidup, entahkan tidak. Bedanya antara kehidupan dan kematian hanyalah sekedar dua kerdipan mata. Kita kelipkan mata, ia terbuka kembali, maka tandanya masih kekal roh kita dalam jasad. Kita kerdipkan lagi, dan tidak berupaya membukanya kembali,. Maka ketahuilah, Janji Allah telah tiba. Masanya untuk diri menghadap munkar dan nakir, meyaksikan kebenaran catatan Raqib dan ’Atid, menerima tanpa bisa berundur lagi segala janji Allah. Allahumma Sahhil Umuurona... birohmatika yaa arhamarrohimiin...
Dan ingatan bersama, jarak antara dua kerdipan mata, sebenarnya tidak lebih dari perpuluhan lima detik. Itulah pemisah kita, antara hari ini dan hari esok. Dunia dan alam barzakh. Taubat dan terlambat.


Read More......

Beritahu Aku

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Kamis, Februari 12, 2009 1 komentar

Bismillah

Wahai akhifillah, beritahu aku,

kapankah kau akan marah?
Jika milik kita yang suci dihina,
dan tempat kita dihancurkan,
dan kau tidak menjadi marah?

Jika sifat ksatria kita dibunuh,
dan kehormatan kita diinjak-injak,
dan dunia kita berakhir,
dan kau tidak menjadi marah?

Jadi beritahu aku,
kapankah kau akan marah?

Jika sumberdaya kita dirampas,
dan institusi kita diruntuhkan,
dan masjid-masjid kita dihancurkan,
dan masjid al-Aqsa dan al-Quds kita
tetap dirampas,
dan kau tidak menjadi marah?

Jadi beritahu aku,
kapankah kau akan marah?

Musuhku, atau musuhmu,
menghina kehormatan,
darahku dijadikan mainan oleh dia,
dan kau jadi penonton permainan.
Jika untuk Allah, untuk suatu yang suci,
untuk Islam kau tidak marah,

Jadi beritahu aku,
kapankah kau akan marah?

Aku melihat kengerian,
Aku melihat darah mengucur.
Wanita-wanita tua mengiringi
anak-anak menjemput maut mereka.
Aku telah melihat segala macam bentuk penindasan.
Dan kau tidak menjadi marah.

Jadi beritahu aku,
kapankah kau akan marah?

Dan kau duduk seperti boneka bisu,
perutmu memenuhi kantor.
Kau habiskan malam banggakan angka-angka,
dengan uang, curahkan dirimu kepada berkas-berkasnya.
Aku melihat kematian diatas kepala-kepala kami.
Dan kau tidak menjadi marah.

Jadi terus terang saja padaku,
jangan malu-malu:
kamu ada di Ummat yang mana?
Jika kau juga derita, apa yang kami derita,
tidak menjadikan kamu ingin membalas,
maka tidak usah repot.

Karena kamu bukanlah kami, maupun bagian dari kami,
bahkan kamu bukan bagian dari dunia manusia.
Jadi hiduplah sebagai kelinci,
dan matilah sebagai kelinci.

Read More......

JADILAH "CERMIN"

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Kamis, Februari 05, 2009 0 komentar


bismillah...

Rasulullah Salallohu’alaihi Wassalam bersabda, diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiallohu‘anhu :

“Sesungguhnya di sekitar ‘Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang diatasnya terdapat suatu kaum yang menggunakan pakaian yang bercahaya. Wajah mereka bercahaya, dan mereka itu bukan nabi atau para syuhada. A tetapi para nabi dan syuhada merasa tertegun dan iri kepada mereka sehingga mereka berkata: ‘Yaa Rasululloh, tolong beritahu siapakah gerangan mereka itu? ‘Beliau menjawab:”Meraka adalah yang saling menjalin cinta kasih karena Allah, dan saling bermajlis karena Allah, dan saling mengunjungi semata karena Allah.”

***
Kalalu memperhatikan cermin yang baik dan jernih, ia akan memberikan bayangan yang sesuai apa adanya yang dicerminkan. Begitu pula sahabat yang baik, maka ia akan mencerminkan bagaimana pribadi kita yang sesungguhnya.

Mari melihat ciri-ciri sahabat yang dapat diibaratkan seumpama cermin:

1.LEMAH LEMBUT
Cermin tiada pernah akan berlaku kasar dan mencela, tapi ia akan katakan kotoran yang melekat pada tubuh kita dengan lembut, sehingga dengan spontan kita akan mengadakan perbaikan.

2.PANDAI MENYIMPALN RAHASIA
Watak cermin takkan pernah memperlihatkan wajah orang yang bercermin di hari kemarin kepada siapa pun yang tengah berdiri dihadapannya.

3.TIDAK PILIH KASIH
Siapa saja yang berdiri dihadapannya tidak pernah ditolaknya baik itu orang yang cantik atau tidak, kaya atau miskin.

4.SETIA SETIAP SAAT
Cermin selalu siap dipakai kapan saja. Selalu setia menanti siapa yang akan bercermin dihadapannya dan dilakukannnya dengan penuh keikhlasan.

5.SABAR DAN SUNGGUH-SUNGGUH
Berbagai tingkah laku dan gaya orang yang berdiri dihadapannya, hal itu takkan pernah membuatnya protes atau marah.

6.TERUS TERANG
Diantara sifat cermin adalah berterus terang dengan memunculkan bentuk orang yang bercermin, tidak pernah mengubah bentuk wajah orang yang bercermin, jelek menjadi cantik ataupun sebaliknya.

Semoga kita menjadi cermin yang baik bagi saudara yang lain

Read More......

Wahai Pemuda Pencela

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Selasa, Januari 27, 2009 6 komentar

Wahai kalian yang mencela para pemuda kami karena jihad mereka...


Wahai kalian yang mencela para pemuda kami karena jihad mereka...

Berhentilah mengecam dan mencela...

Pantaskah dicela orang yang merindukan surga dan semerbak aromanya...

Dia selalu menempuh jalan para penghuninya...

Pantaskah dicela orang yang meninggalkan dunia dan permainannya...

Dia bergegas menuju medan jihad dengan tekad bebas mulia...

Pantaskah dicela orang yang dibeli Allah jiwanya...

Dia mengharapkan surga Firdaus yang kekal tiada fana...

Janganlah kalian mencela jihad dan pembelanya...

Karena itu tanda kemunafikan, maka hati-hatilah dan waspada...

Siapa yang belum pernah meniatkan diri untuk berjihad dan

Juga belum pernah berjihad lalu meninggal dunia, maka ia

Meninggal dunia secara buruk lagi hina...

Sesungguhnya jihad adalah jalan kemuliaan kita...

Meninggalkannya menjadikan hidup kita hina dan menderita...

Disebutkan dalam sunan At-Tirmidzi sebuah hadist dari Abu Hurairah Radiallahuanhu, dia berkata, Rasulullah Salallahu'alaihi wassalam bersabda:
"Barang siapa menghadap Allah Subhanahuwata'ala tanpa memiliki bekas jihad, maka dia menghadap Allah sementara dalam imannya terdapat keretakan."

Read More......

Israel..?, Siapa takut..!

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Kamis, Januari 22, 2009 0 komentar

Perdamaian Semu

Siapa mau..? Perbincangan palestina-israel

Berbulan-bulan lamanya beribu-ribu perjanjian dibuat

Hanya tuk sebuah kata “DAMAI”

Hasilnya…? Semu, siapa mau..?

Kesepakatan damai tercapai, tapi sang dajjal membelot

Dari lembar-lembar perjanjian, siapa mau..?



Rupanya Israel belum puas mengajak kita berperang-perangan

Beradu senjata, tak seimbang..!

Siapa takut..?



Tiada istilah damai dalam kamus perjuangan mujahid

Pada tentara zionis Israel, sang dajjal



“Wahai YAHUD…!

Perjuangan belum berakhir, lihatlah tentara Muhammad

Berdiri tegak di atas tonggak islam

Siap tukarkan darah kesyahidan

Demi Al Aqso, tanah yang di berkati”



“Khaibar-Khaibar ya yahud..! ja’issyu Muhammad saufa ya’ud”

Ingatkah kau dengan Yahya Ayyas..?

Sang insinyur peradaban

Dengan nasihat-nasihat peneguh jiwa

Telah terukir ditubuh mujahid



Hasilnya, Intifadhoh berkobar

Dan prajuritmu..?

Lari terbirit-birit



Mencari tempat persembunyian..

Pengecut…….!



Hanya sebuah ketapel kayu

Menjadi saksi perjuangan

Dan batu-batu bisu

Siap dilemparkan bersama



Demi tepi barat, Jerusalem, Gaza dan Jenin

Yang diambil paksa oleh zionis dan rasa rindu Berjumpa dengan-Nya

Menjadi pemompa semangat perjuangan palestina.

Read More......

Penasihat Terbaik “Kafaa bil mauti waa ‘izon”

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Senin, Januari 19, 2009 0 komentar




”Cukuplah kematian itu sebagai Penasihat”


Kita tahu dunia itu pinjaman... dunia itu tak berkekalan... dunia itu ujian. Semua orang tahu akan hakikat itu... semua juga tahu bahwa dunia ini akan disudahi dengan hari kiamat yang bakal membawa diri ke neraka ataupun syurga.. semua juga tahu tentang neraka... tentang medan penuh api dan kepanasan penuh azab... medan pembalasan untuk yang berdosa dan ingkar... kita juga tahu tentang dosa... tentang sesuatu yang ALLAH tidak suka... kita punya akal untuk berfikir... kita tahu akal ini dari siapa.. kita tahu jasad ini dari siapa... tapi tetap masih sering kali lupa dan ingkar nikmat...

”Cukuplah kematian itu sebagai Penasihat”.. penasihat untuk lebih sadar akan giliran yang pasti tiba... penasihat untuk setiap yang bernafas pasti akan terhenti nafasnya itu nanti suatu hari.. juga penasihat untuk lebih tahu yang berkuasa itu hanyalah ALLAH. Penasihat untuk tahu penghancur kelezatan dunia. Penasihat untuk mengerti pemisah diri dengan segala harta benda, sanak saudara, keluarga, dan ”Cukuplah kematian itu sebagai Penasihat”.

Ketika mata, hati, telinga, jasad dan semua anggota tubuh tidak lagi berfungsi. Ketika muka bumi sudah tidak bersedia untuk ditempat tinggali. Ketika muka bumi sudah menelannya, menghimpit, menjepit dalam liang lahadnya. Saait itu kesadaran datang... ingat siapa Allah... mengakui dan memohon... Ya Allah... kembalikan aku ke dunia lagi... akau akan bersedekah... aku akan beramal sholeh.

Itu kesadaran yan gsebenarnya. Kesadaran yang sesungguhnya. Kesadaran yang sudah tidak berguna lagi. ”Cukuplah kematian itu sebagai Penasihat”.

Read More......

Cinta Itu Indah

Diposting oleh Tim Embun Tarbiyah Rabu, Januari 14, 2009 2 komentar


selamanya dan cinta tidak perlu ada sebab, kadangkala perkara tercantik dan terbaik di dunia tidak bisa dilihat, dipegang. Namun begitu... ia bisa dirasai dalam hati...


Dalam suatu kisah percintaan yang menarik, sepasang suami isteri berjalan di tepi sebuah danau indah. Kemudian si isteri bertanya kepada si suami.

Isteri : “Mengapa Mas menyukai saya? Mengapa Mas mencintai saya?”

Suami : “Mas tidak bisa menerangkan sebabnya, namun begitu, Mas memang menyayangi dan mencintai Adik.”

Isteri : “Mas tak bisa terangkan sebabnya? Bagaimana Mas bisa mengatakan Mas sayang dan mencintai saya, sedangkan Mas tidak bisa menerangkannya.”

Suami : ”Betul! Mas tak tahu sebabnya tetapi Mas bisa buktikan bahwa Mas memang mencintai Adik.”

Isteri : ”Tak bisa beri bukti! Tidak! Saya hendak abang terangkan kepada saya sebabnya. Kawan-kawan saya yang lain yang mempunyai suami, semuanya tahu menerangkan mengapa mereka mencintai. Dalam bentuk puisi dan syair lagi. Namun begitu Mas tidak bisa terangkan sebabnya.”

Si suami menarik nafas panjang dan dia berkata, ”Baiklah! Mas mencintai Adik sebab Adik Cantik, mempunyai suara yang merdu, penyayang dan mengingati Mas selalu. Mas juga suka dengan senyuman manis dan tapak Adik melangkah, di situlah cinta Mas bersama Adik!”

Si Isteri tersenyum dan berpuas hati dengan penerangan suaminya tadi. Namun begitu selang beberapa hari si isteri mengalami kemalangan dan koma.

Si suami sangat bersedih dan menulis sepucuk surat kepada isterinya yang disayangi. Surat itu diletakkan di sebelah tempat tidur isterinya yang di sayangi.

”Dik! Jika disebabkan suara aku mencintaimu... sekarang bisakah engkau bersuara? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintaimu. Jika disebabkan kasih sayang dan ingatan aku mencintaimu... sekarang bisakah engkau menunjukannya? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintaimu. Jika disebabkan senyuman aku mencintaimu... sekarang bisakah engkau tersenyum? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintaimu. Jika disebabkan setiap langkah aku mencintaimu... sekarang bisakah engkau melangkah? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintaimu. Jika cinta memerlukan sebabnya, seperti sekarang. Aku tidak mempunyai sebab mencintaimu lagi. Adakah cinta memerlukan sebab? Tidak! Aku masih mencintaimu dulu, kini, selamanya dan cinta tidak perlu ada sebab, kadangkala perkara tercantik dan terbaik di dunia tidak bisa dilihat, dipegang. Namun begitu... ia bisa dirasai dalam hati...”.

Read More......
Banner 250 x 200